Minggu, 03 April 2016

Perbedaan Gugus Alkaloid dan Gugus Non-Ribosomal Peptide


Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam dan bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom nitrogen dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis. 
Sifat-Sifat Fisika Alkaloid umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya). sedangkan Sifat-Sifat Kimia Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik.
Sebagian besar alkaloid mempunyai kerangka dasar polisiklik temasuk cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung subtituen yang tidak terlalu bervariasi. Atom nitrogen alkaloid hampir selalu berada dalam bentuk gugus amin (-NR2) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak pernah dalam bentuk gugus nitro (NO2)  atau gugus diazo. Sedang subtituen oksigen biasanya ditemukan sebagai gugus fenol (-OH), metoksil (-OCH3), atau gugus metilendioksi (-O-CH2-O). Subtituen - subtituen oksigen ini dan gugus N-metil merupakan ciri sebagian besar alkaloid.
Berikut adalah contoh senyawa Alkaloid :




Non Ribosomal Peptide atau Poliketida adalah   senyawa  fenolik   yang  berasal   dari   jalur   asetat-malonat. Senyawa poliketida mempunyai kerangka dasar aromatik yang disusun oleh beberapa unit dua atom karbon dan membentuk suatu rantai karbon yang linier yakni asam poli -ketokarboksilat yang disebut rantai poliasetil (Harborne, 1987). Poliketida ini dibentuk oleh enzim besar yang multifungsional dengan kelompok situs katalitik yang terkoordinasi, yaitu Polyketide Synthase (PKS) dan Non-Ribosomal Peptide Synthase (NRPS) (Zhao et al. 2007).
Awalnya suatu poliketida diperkirakan berasal dari unit-unit asetil-CoA berkondensasi   melalui   reaksi   Claisen   membentuk   ester   poli-ß-keto.   Tetapi   studi biosintesis menemukan bahwa penambahan rantai bukan oleh asetilCoA tetapi oleh malonilCoA yang memiliki Ha lebih bersifat asam sehingga menyediakan nukleofil yang lebih baik dari pada asetilCoA.
Dalam sistem penamaan poliketida, suatu poliketida memiliki bagian umum yang tetap, yaitu cincin benzokuinon.
Biosintesis Suatu Poliketida
Poliketida aromatic merupakan suatu poliketida yang memiliki karakteristik yaitu   struktur polisiklik aromatik. Biosintesis   poliketida   aromatik   mirip   dengan biosintesis asam lemak. Perbedaan pembentukan asam lemak dan senyawa poliketida aromatik terletak pada peristiwa reduksi sebelum penambahan asetil-CoA lebih lanjut.
Secara garis besar, pembentukan poliketida berlangsung melalui berbagai tahap reaksi yaitu, :
1.     Pembentukan rantai karbon poliasetil
2.      Kondensasi dan Siklisasi (Aromatisasi Molekul)
3.     Modifikasi Sekunder Struktur poliketida

Berikut merupaan contoh senyawa non ribosomal peptides :